Header Ads

  • Breaking News

    Warga Israel Mendukung Diskriminasi terhadap Rakyat Palestina

    Tel Aviv, Hasil polling terbaru menunjukkan sebagian besar warga Israel sangat rasis terhadap etnis Arab. Mereka bahkan mendukung adanya diskriminasi terhadap rakyat Palestina.

    Polling ini dilakukan oleh badan survei setempat, Dialog, terhadap 503 warga Yahudi. Hasilnya menunjukkan dua pertiga warga Israel menolak 2,5 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza jika terjadi aneksasi. Sebanyak 74 persen responden mendukung adanya pemisahan jalan-jalan di wilayah Tepi Barat. Demikian seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (24/10/2012).

    Poin lainnya menunjukkan, sebanyak 48 persen warga Israel menentang adanya aneksasi wilayah Palestina dan Israel. Sedangkan sebanyak 38 persen mendukung aneksasi dan 14 persen sisanya memilih abstain.

    Kemudian sebanyak 69 persen responden lebih memilih kaum Yahudi menduduki posisi penting pemerintahan dibanding etnis Arab. Sedangkan, sebanyak 42 persen mengindikasikan mereka tidak ingin tinggal dalam bangunan yang sama dengan etnis Arab atau tidak ingin anaknya bersekolah bahkan satu kelas dengan anak keturunan Arab.

    Ketika ditanyakan secara spesifik apakah masih ada apartheid di Israel, sebanyak 58 persen mengaku masih ada. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 persen menyatakan apartheid masih ada namun hanya dalam beberapa hal saja. Namun sebanyak 19 persen mengatakan apartheid masih ada dalam banyak aspek kehidupan. Sedangkan sisanya 31 persen meyakini apartheid sudah tidak ada lagi di Israel.

    "Terjadi diskriminasi yang sangat merasuk dan rumit terhadap warga Palestina di Israel. Saya menyalahkan proses pendudukan yang terus berlangsung, kurangya akuntabilitas dan kebijakan Netanyahu (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu-red) yang sangat ekstrem," ujar anggota Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi, menanggapi survei ini.

    "Yang paling mengejutkan adalah polling soal istilah 'apartheid'... penelitian yang saya lakukan selama bertahun-tahun mengindikasikan bahwa sebagian besar warga Israel mendukung perilaku diskriminatif, tapi mereka menolak penggunaan istilah apartheid," tutur seorang analis pendapat publik, Dahlia Scheindlin.

    Dalam catatan tambahan yang dibuat Dialog, disebutkan bahwa perilaku diskriminatif ini berbeda dalam kalangan religius dan sekuler. "Tren anti-Palestina paling besar justru terjadi di kalangan komunitas ultra-Ortodoks. Sekitar 84 persen dari mereka menentang hak-hak sipil warga Palestina, kemudian sekitar 83 persen mendukung pemisahan jalan dan sekitar 53 persen mendukung aneksasi wilayah untuk pemukiman," demikian pernyataan Dialog.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728